Sebuah
kutipan dari John Maxwell, “Dream don’t work unless you do”, begitu menginspirasi
sosok Erly Victoria Kueain untuk tidak hanya berani bermimpi tetapi juga berani
mewujudkannya. USAID tampaknya telah melakukan keputusan yang benar dengan
memberikan kesempatan beasiswa kepada seorang Erly untuk memperdalam ilmunya di
bidang Ekonomi Agrikultural di New Mexico State University. Dengan keahliannya,
perempuan asli Indonesia bagian timur ini pulang kembali untuk membangun
bangsa, terutama masyarakat di daerahnya. Setelah menyelesaikan studi masternya
di tahun 2015, ia pulang untuk melakukan banyak terobosan dalam pembangunan di Kupang
dan Rote, Nusa Tenggara Timur.
Menurut
Erly, pengalamannya memperoleh beasiswa USAID-Prestasi memberikan banyak
manfaat untuk pengembangan kapasitas dirinya. “Dengan beasiswa, banyak yang
saya dapatkan salah satunya adalah skill berbahasa Inggris. Skill ini sangat
penting karena banyak jurnal internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Selain
itu, berguna sekali ketika saya presentasi, mengajar, dan berkomunikasi
sehari-hari. Pada saat pre-departure,
saya juga mendapatkan bekal kemampuan statistik dan pemrograman SPSS yang
sangat memudahkan saat pembelajaran di kelas maupun untuk penelitian”,
ungkapnya.
Meskipun ia telah memiliki pengalaman belajar di luar negeri, ia tetap tidak lupa untuk berkarya di daerah asalnya. Saat ini, ia bekerja sebagai staf Perencanaan dan Pelaporan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kupang.
Sebelumnya
ia bekerja sebagai staf Departemen Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset
Daerah (DPPKAD) di Pemerintah Daerah Kabupaten Rote. Sebagai bagian dari
pemerintah, kemajuannya dalam berpikir tidak segan-segan digunakannya dengan
maksimal untuk memajukan masyarakat di daerahnya. Hal ini diharapkan agar tidak
ada satupun dari mereka yang tertinggal dari pembangunan.
Selain bekerja, Erly juga aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat dan organisasi. Ia telah memiliki banyak pengalaman sebagai fasilitator dalam berbagai kegiatan seminar, workshop, dan pendidikan yang bergerak di bidang bisnis, keriwausahaan, kepemimpinan, dan pengembangan diri. Kegiatan-kegiatan tersebut kebanyakan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan diri pemuda, profesional, dan kelompok minoritas, dan diselenggarakan baik oleh lembaga sosial masyarakat setempat maupun inisiatifnya secara pribadi.
Erly memiliki keterlibatan dalam beberapa proyek di daerahnya, salah satunya “One Thousand Books for Rote Ndao”. Gerakan ini bertujuan untuk menyediakan akses kepada pengetahuan yang lebih baik bagi saudara-saudari di Rote Ndao, melalui pengumpulan buku dari seluruh Indonesia untuk diberikan kepada mereka. Salah satu penyumbang terbesar adalah The Kick Andy Foundation. Masalah lingkungan juga diperhatikan oleh Erly dengan terlibat dalam proyek “Pengelolaan Sampah Terpadu” di Oeba Public Flat di Kupang.
Erly juga terlibat dalam program ALPHA-I di tahun 2018, yakni Alumni Community Program bersama beberapa anggota ALPHA-I lainnya. Di program itu, ia terlibat sebagai anggota tim penyusun modul dan trainer untuk inklusi digital bagi usaha wisata lokal di Indonesia.
Selain terlibat dalam proyek, ia juga mengembangkan sebuah yayasan yang diinisiasinya bernama Yayasan Kasut Penopang, sebuah yayasan yang bergerak untuk membantu kaum marginal di Kupang. “Tujuannya sederhana, membantu orang-orang yang kurang mampu. Banyak pedagang kecil yang harus berjalan jauh dari kampung ke kota Kupang dengan tidak memakai alas kaki. Maka kami berinisiatif untuk memberi mereka sepatu dan sandal dengan cuma-cuma. Selain itu, kami juga menyediakan alat bantu kesehatan yang sudah tidak digunakan lagi seperti tongkat untuk dipinjamkan kepada pasien-pasien yang tidak mampu”, jelasnya.
Saat
ini, ia kembali melanjutkan studi dan mengejar gelar Doctor of Philosophy (PhD)
in Urban and Regional
Development Planning di University of Cincinnati, Ohio. “Dulu saat kuliah S2,
ada beberapa kelas yang saya suka yaitu Econometric dan US Agriculture Trade
Policy karena materinya sangat membantu saya di kelas saat ini”, ungkapnya. Ia
merupakan sosok perempuan inspiratif bagi rekan-rekan lainnya yang saat ini mungkin
sedang menempuh pendidikan sepertinya.
Ia berpesan, “Jika kita memiliki banyak mimpi misalnya saja untuk membantu masyarakat Indonesia dengan bekal ilmu di luar negeri, tetapi tidak mau mulai dengan belajar bahasa Inggris, maka itu semua hanya menjadi sebatas mimpi. Kesempatan banyak dan tidak datang dua kali, jadi kalau kita sadar dan mengerti tool apa yang bisa dipakai, sebisa mungkin dipelajari, serta investasi waktu untuk hal tersebut. Hal ini terutama ditujukan kepada banyak rekan-rekan dan adik-adik yang sudah pernah bertanya bagaimana kunci sukses studi di luar negeri, tapi sampai sekarang belum mau memulai belajar Bahasa inggris. Untuk teman-teman yang sudah memulai investasi waktu belajar dan kalaupun masih gagal, coba lagi! Karena sebenarnya kita sedang membangun dasar menuju tujuan. Saya sangat setuju dan terinspirasi dengan Carol Dweck yang mencetuskan ide “The Growth Mindset” bahwa “the ability to learn is not fixed, that can be changed with your effort” (Penulis:Putri Fremelia Muli)
Rickie
August 6, 2024Does your ssite have a contact page? I'm having trouble locating it but, I'd like too send you aan e-mail. I've got some idezs for your blog yoou might be interested in hearing. Either way, great blog and I look fortward too seeing it grow over time. Feel free to surf to my site - Rickie
Website Design Bundaberg
September 9, 2024B1088/157B Bourbong St, Bundaberg Central QLD 4670, Australia - The Website Design Bundaberg by Roundhouse team collaborates closely with you to understand your brand and target audience. We utilize cutting-edge design and technology to create websites that are mobile-responsive, optimized for search engines, and deliver a seamless user experience. Whether you're a startup or a seasoned business, Website Design Bundaberg is your partner for online success in Bundaberg.