Langkah Besar Anak Pedagang Sayur Mengejar Pendidikan di Amerika

 

Keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang bagi Aula Andika Fikrullah Al Abad, seorang anak pedagang sayur dari Aceh dalam meraih pendidikan tinggi. Tekad dan semangatnya untuk mengejar pendidikan membuatnya terus berjuang meskipun harus menghadapi berbagai rintangan. Setelah mengalami 53 kali kegagalan dalam upaya mendapatkan beasiswa, Aula akhirnya berhasil meraih beasiswa yang sangat diidamkan untuk melanjutkan studi S2 di Lehigh University, salah satu universitas bergengsi yang masuk dalam 50 besar universitas terbaik di Amerika Serikat. Kesuksesan ini tidak hanya menjadi bukti ketekunan dan kegigihan Aula, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang yang berada dalam situasi serupa untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian mereka. Selengkapnya, simak kisah perjalanan Aula Andika dalam meraih mimpi berkuliah di Amerika Serikat!

Menolak Undangan PTN Karena Keterbatasan Ekonomi

Sempat hidup di tengah kesulitan ekonomi tidak menghentikan semangat Aula dalam mengejar pendidikan. Aula, yang berasal dari keluarga pedagang sayur di Gampong Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar, sempat mendapatkan undangan masuk perguruan tinggi negeri melalui program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, keterbatasan ekonomi membuatnya ragu. Pada akhirnya, ia memilih untuk menolak undangan tersebut dan memilih untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) untuk mencari kesempatan mendapatkan beasiswa. Keputusan ini membawanya masuk ke Universitas Syiah Kuala dengan beasiswa Bidikmisi.

 

Doa & Dukungan Orangtua

Aula adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Dua kakaknya meninggal pada tahun 2004 akibat sakit dan menjadi korban tsunami. Pada tahun yang sama, ayahnya juga  ditemukan meninggal di dekat sawah di tengah konflik Aceh. Saat itu, Aula masih duduk di kelas lima SD. Setelah kehilangan ayahnya, sang ibu, Siti Narimah, atau biasa  disapa Mak Cut, menjadi orangtua tunggal yang harus mengurus keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan mereka, Aula dan saudara-saudaranya membantu sang ibu berjualan sayur.

Perjuangan Aulia tidak lepas dari dukungan kuat orang tuanya. Mak Cut, selalu mendukung pendidikan anak-anaknya meski dalam kondisi ekonomi yang sulit. Pendidikan selalu menjadi nomor satu dalam keluarga Aula.  Aula menceritakan bahwa ayahnya hanya lulusan sekolah dasar, sedangkan ibunya tidak pernah sekolah dan tidak bisa membaca atau menulis. Meskipun demikian, keluarganya sangat mementingkan pendidikan. Bagi mereka, pendidikan adalah prioritas utama.Bahkan, ketika Aula dan saudara-saudaranya harus bersekolah tanpa uang jajan, orang tua mereka tetap mengutamakan pendidikan. ‘Almarhum ayah akan marah kalau kami membantu mencari uang dan libur sekolah,” kenangnya.

 

53 Kali Gagal Seleksi Beasiswa

Selesai menyelesaikan pendidikan sarjana, Aula memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Ia pun aktif mendaftar berbagai beasiswa, short course, conference, dan exchange program ke luar negeri. Namun, semua usahanya menemui penolakan dan kegagalan. Namun, pengalaman ini  tidak membuatnya patah semangat dalam memperjuangkan mimpinya. Dukungan dari keluarganya, terutama pesan dari sang ibu, terus memotivasinya untuk mencoba lagi.

Sifat pantang menyerah untuk menggapai impiannya mendapatkan beasiswa membuat Aula dijuluki “scholarship hunter” atau pemburu beasiswa sejak masa kuliahnya. Total Aula telah mendaftar beasiswa sebanyak 53 kali dan tidak satu pun yang berhasil. Meski begitu, dirinya tidak pernah menyerah. Hingga suatu hari, seorang rekannya memberitahukan tentang beasiswa USAID Prestasi untuk program S2 di Amerika Serikat dan kembali mencoba beasiswa tersebut.

 

Perjalanan Menggapai Kuliah S2 di Amerika

Setelah berbagai kegagalan, Aulia akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa USAID prestasi untuk melanjutkan studi S2 di Lehigh University, Pennsylvania, Amerika Serikat. Lehigh University adalah salah satu universitas terbaik di Amerika, yang masuk dalam 50 besar universitas di negara tersebut. “It’s not about perfect. It’s all about effort,” kata Aulia, mengingatkan pentingnya usaha dalam meraih cita-cita.

Menurut Aula personal statement merupakan kunci untuk mengungkapkan impian, motivasi, dan potensi diri kita. Dalam seleksi beasiswa dan kuliah di Amerika Serikat, personal statement menjadi jendela utama bagi kita untuk berbicara dengan suara kita sendiri, membuktikan komitmen, dan meyakinkan bahwa kita layak mendapatkan kesempatan yang kita dambakan. 

 

Pengalaman Berharga Aulia Dapat Menjadi Inspirasi

Saat ini Aula menjabat sebagai tim staf khusus BRIN dan asisten pribadi di Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Perjalanan hidupnya adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Semangat, kerja keras, dan dukungan keluarga adalah kunci suksesnya. Pengalaman Aula dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan dan terus berusaha meraih pendidikan setinggi mungkin.

Bagi kamu yang ingin mengambil gelar master di Amerika seperti Aula, tentunya kamu membutuhkan persiapan yang matang dan pemilihan program yang tepat. Jika Anda ingin mendapat gelar master dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), maka kamu membutuhkan wadah untuk bertukar informasi dan juga memperdalam kiat-kiat untuk mendapatkan beasiswa tersebut.  

 

“USAID TEMAN LPDP” siap membantu membimbing Anda dari awal hingga akhir, mulai dari persiapan dokumen yang rapi dan terperinci hingga membantu Anda menghadapi wawancara seleksi substansi LPDP. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, impian kuliah di Amerika Serikat dengan beasiswa LPDP bisa menjadi kenyataan. Untuk informasi lebih lanjut dan bantuan dalam memulai perjalanan studi Anda, Ikuti akun Instagram @usaid.temanlpdp dan @alphai.official untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Jangan lewatkan kesempatan untuk meraih impian pendidikan terbaik Anda di Amerika Serikat!

 

3

Related Posts