Akses Pengobatan HIV/AIDS bagi Masyarakat yang Terpinggirkan

Komisi Nasional HIV/AIDS Indonesia telah
memastikan bahwa provinsi-provinsi di Papua masih menduduki peringkat tertinggi
HIV/AIDS di Indonesia, dan bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS di wilayah itu jauh
lebih tinggi dari angka resmi. Kasus-kasus yang sudah diketahui hanya mewakili
sebagian kecil jumlah orang yang terinfeksi, khususnya di wilayah pedalaman. Sejumlah
program pemerintah yaitu peningkatan kesadaran HIV/AIDS, tes dan pengobatan
yang sebagian Indonesia telah gagal menjangkau masyarakat Papua.
Program-program itu sebagian besar ditujukan untuk populasi non-suku: para
imigran lokal yang secara etnis dan budaya berbeda dengan orang Papua.
Stereotipe negatif tentang suku-suku Papua yang terus terekam di dalam pikiran
para pejabat pemerintahan dan petugas kesehatan telah meminggirkan masyarakat
asli Papua.

Oktober 2019,
Yogyakarta: Hesty Tumangke sebagai pembicara di Forum Kebijakan Kesehatan
Nasional di Yogyakarta: “Sebagai petugas kesehatan, saya mendedikasikan
pengetahuan dan keahlian saya untuk kemanusiaan, dan untuk memahami dilemma dan
dinamika masyarakat, menyuarakan masalah-masalah mereka di setiap tingkat
pemerintahan.”

Ibu Hesty
Tumangke, Dosen dan Peneliti di Universitas Cendrawasih, Jayapura, Provinsi
Papua, memainkan peran aktif dalam usaha meningkatkan kesadaran atas
masalah-masalah ini dan mencari solusi yang tepat. USAID/Heath Technical Office memberinya beasiswa PRESTASI untuk meraih
gelar Master di bidang Kesehatan Publik di University
of Nebraska Medical Center
di tahun 2014.

Sejak ia lulus,
penelitian Hesty telah menghasilkan berbagai karya di bidang isu kesehatan yang
kini dibahas di berbagai lembaga tingkat provinsi, nasional, dan internasional.
Salah satu proyek penelitiannya, The Role
of National Security Health on HIV/AIDS Programs Targeting Prevention of Sexual
Transmission in Merauke District, Papua
terpilih untuk dipresentasikan di
Forum Kebijakan Kesehatan Nasional 2017 di Universitas Gadjah Mada. Masih di
tahun 2017, penelitiannya mengenai The
Effect of HIV Program Integration on HIV Prevention Through Sex Transmission in
Merauke Region, Papua Province Indonesia
dibahas di Konferensi Kesehatan
Publik Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia merupakan anggota Forum
Nasional Kebijakan HIV/AIDS Indonesia dan kelompok kerja Pusat Kebijakan
Kesehatan di Universitas Gadjah Mada.

Hesty menjabarkan bagaimana pengalamannya selama 30
bulan di AS sebagai mahasiswa USAID PRESTASI berkontribusi dalam meningkatkan
keahlian dan kemajuan karirnya. “Pendidikan dan budaya adalah elemen yang
paling penting dalam melaksanakan pekerjaan saya, yaitu meneliti isu-isu kesehatan
publik. Keahlian dan pengetahuan baru yang saya petik di AS memperkuat
kapasitas dan kemampuan saya untuk melakukan penelitian kesehatan publik”

Penelitian Hesty berpengaruh dalam kebijakan kesehatan nasional, terutama dalam layanan kesehatan publik yang disediakan untuk orang Indonesia yang terjangkit HIV/AIDS. Berbagai presentasinya menekankan pada pentingnya layanan kesehatan untuk masyarakat terpinggirkan (seperti orang transgender). “Untuk membantu masyarakat terpinggirkan, pemerintah daerah harus meninjau proses perolehan KTP yang merupakan syarat untuk mendapatkan JKN. KTP membutuhkan informasi pribadi, dan kaum marginal mungkin enggan memberikannya,” ujar Hesty. “Satu solusinya adalah kerjasama yang lebih erat antara Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPJS.” (Penulis: IIEF M&E Specialist Indra Gunawan)

  1. bokep anak kecil

    November 4, 2023

    Howdy! Would you mind if I share your blog with my zynga group? There's a lot of people that I think would really appreciate your content. Please let me know. Many thanks

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts